Selasa, 20 Desember 2011

“KEHIDUPAN DI BAWAH LERENG GUNUNG TAMBORA”

Mentari mulai menyinari lereng gunung tambora, sinar hangatnya memberikan manfaat yang sangat besar bagi makhluk hidup yang ada di bumi tidak terkecuali bagi para petani yang sedang bersawah dan menanam tumbuhan yang akan dijual pada saat di panen nanti, burung-burung berkicau seakan akan ingin mengatakan “pagi dunia”, semilir angin pagi yang sejuk berhembus dengan pelan mengiringi kegiatan para petani yang mulai beraktifitas di pagi hari, peradaban hijau nan damai pun telah dimulai di bawah lereng gunung tambora, begitupun dengan jono yang ingin berangkat kesekolah, pagi ini jono merasa sangat senang karna mempunyai tas baru, tas itu didapatkan dari hasil penjualan biji jambu mente miliknya, selain bersawah dan berladang jambu mentelah yang menjadi penghasilan utama para penduduk di bawah lereng gunung tambora.
             Jam dinding menunjukan pukul 06:30, jono masih terlihat sedang mengurusi sesuatu, pagi itu jono sangat sibuk sekali untuk menyiapkan buku dan perlengkapan lain, jono sangat kebingungan mencari buku buku yang ia cari, buku buku yang semalam dia pelajari, dia mencarinya sampai dia akan menemukannya, tetapi dia tidak menemukannya juga, seingatnya kalau buku itu sudah ia letakkan didalam tasnya, ia mencoba bertanya pada ibunya tentang bukunya yang tidak ia temukan itu,
Jono: ”ibu, ibu....! ibu dimana??(berteriak keras)
Ibu :“ada apa nak, pelankan suara mu ibu tidak bisa mendengar, ibu sedang didapur...!(berteriak lirih)
Jono: “maaf bu, jono buru buru ,ibu tidak lihat buku yang jono simpan di meja semalam??(sambil berteriak)
Ibu :“oh buku yang itu....? buku  itu sudah ibu masukan kedalam tas nak..!(berteriak kecil)
Jono:“tapi kok jono tidak menemukannya bu??,(sambil isi memeriksa tasnya)
Ibu: “coba diperiksa lebih teliti lagi nak mungkin kamu melewati bagian dari tas mu??
            (memeriksa lagi)
Jono: “ohh, ada buk, sudah jono temukan bukunya, terima kasih buk..!
Ibu: “ia sama sama...!
            jono segera menuju kedapur untuk berpamitan pada ibunya,
jono: “buk jono pamit dulu ya, soalnya buru buru sudah hampir jam 07 tepat”.
ibu : ya sudah , hati hati dijalan ya nak !
jono: iya buk, Assalamualaikum..!(mencium tangan ibunya)
ibu : waalaikumsalam ( sambil melambaikan tangannya)
             Berangkatlah jono  kesekolahnya, jono adalah siswa kelas 3 SMA meskipun berasal dari keluarga yang tak mampu tapi jono mempunyai cita-cita agar kampungnya bisa lebih maju untuk kedepannya, di tengah jalan menuju sekolah tiba-tiba jono berpapasan dengan Ari teman sekelasnya, “hey Jon”......., hey juga sahut jono dan bertanya ko kamu nggak sekolah hari ini? ya Jon, soalnya aku harus membantu orang tua untuk memetik jambu mente di kebun, kasian mereka ungkap ari, ya udah sampai jumpa nanti sore ya, “daaaaaaahh” sambil melambaikan tangan Jonopun melanjutkan perjalanannya kesekolah.
Setiap kali musim jambu mente datang , penduduk di bawah lereng gunung tambora memang asyik dan sibuk memetik serta merawat pohon jambu mente yang sudah tumbuh besar dan tinggi, karna itulah penunjang perekonomian bagi penduduk sekitar lereng gunung tambora, tak terkecuali orang tua ari dan jono yang melakukan hal yang sama, pak kasim ayahnya jono pagi-pagi sudah ke kebun jambu untuk membersihkan serta memberikan pupuk agar tanaman itu bisa menghasilkan buah yang banyak.
Sesampainya di sekolah jonopun langsung masuk keruang kelasnya, dan langsung di sambut oleh senyuman hangat dari teman-teman, jonopun membalas senyuman mereka dan berkata “semangat pagi” teman-temannya pun menjawab pagi, itulah jono anak yang selalu membuat teman-temanya tersenyum, “hey jon ungkap ira hey juga Ra sahut jono tumben datangnya telat biasanya pagi-pagi sudah ada dikelas, oh tadi jono bantuin bapak untuk persiapan pupuk jambu Ra jawab jono dengan tersenyum.
beberapa lama kemudian munculah ibu anis guru bahasa indonesia yang sangat cerewet menurut teman-temannya jono, tetapi tidak demikian menurut jono, jono memilki pandangan yang berbeda dengan teman teman nya terhadap ibu anis, menurut jono sebenarnya ibu anis itu tidak cerewet, dia cerewet karna ingin murid muridnya lebih baik untuk kedepannya serta dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa, setelah masuk ke kelas setelah selesai mengabsen siswa dan siswi nya bu anispun langsung menyampaikan isi materi pelajarannya di hari itu, semua siswapun memperhatikan apa yang beliau ajarkan proses pelajaranpun menjadi aktif, dua jam berlalu bel sudah berpunyi bu anispun bergegas keluar ruangan, siswapun mulai merapikan buku bahasa indonesianya.
Setelah pulang sekolah, jono langsung bergegas menuju kebun jambunya, ia tidak lupa membawa buku pelajarannya bila ada waku luang atau istrahat di kebunnya bisa membuka bukunya karna sebentar lagi ujian nasional akan segera dimulai beberapa persiapan telah dilakukan jono meskipun ditengah kesibukan membantu kedua orang tuanya, dia selalu membagi waktunya agar bisa belajar dan lulus di ujian nasional itulah harapan jono, dan menentukan cita-citanya. meskipun jono belum tahu apakah dia bisa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi atau tidak? Tapi dia tetep percaya bahwa tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuknya.
Mentari mulai meredupkan sinarnya,pertanda sore telah tiba, jono dan ayahnya bersiap-siap untuk kembali ke rumahnya, jono panggil ayahnya jono pun menyahut ya ayah ayo dah kita pulang, sambil bergegas meninggalkan pondok jono membawa sekarung kecil biji jambu mete untuk di timbangnya, rupanya penghasilan buah jambu hari ini lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya, meskipun begitu jono dan ayahnya tetap semangat menjalani semua aktifitasnya.
Sesampainya di rumah jono dan ayahnya langsung mandi dan mengambil air wudhu, untuk menunaikan solat ashar, keluarga jono selalu bersyukur atas nikmat yang telah di berikan Tuhan Yang Maha Esa kepada keluarganya, tidak pernah ada kata-kata mengeluh dalam kehidupan mereka, mereka selalu yakin bahwa  Tuhan selalu memberikan yang terbaik dalam kehidupannya.
Setelah menunaikan solat ashar dan beristrahat sejenak ternyata bu halima, ibunya jono sudah menyiapkan makan malam buat mereka bertiga, dan memanggil jono dan ayahnya untuk menyatap makanan tersebut, menu makanan yang sangat sederhana yaitu ikan asin, sambal tomat dan sayur bening tidak membuat jono surut untuk menyantap makanan tersebut, justru sebaliknya jono dan ayahnya menyantap dengan lahapnya.
Selesai makan malam dan menunaikan solat magrib jonopun langsung mengambil buku pelajaran agar bisa menempuh ujian nasional dengan nilai yang bagus, ia tidak pernah mengeluh kepada siapapun sedang asik membuka buku tiba-tiba aja ada suara yang memanggil nama jono, jonopun menyahut dan menanyakan siapa gerangangan yang memanggil namanya, eh ternyata kamu ya Ri yang memanggil ku ada apa urai jono menghampiri ari yang udah berdiri di depan pintu rumahnya gini jon, ku mau belajar bareng kamu boleh ngga???? Tanya Ari penuh harap, oh boleh ko, asalkan kamu belajar yang serius ya imbuh jono, ok deh jawab Ari dan langsung masuk.
Setelah belajar cukup lama mereka berduapun istrahat sejenak,aripun langsung berkata jon nanti kalau udah lulus mau lanjut dimana ungkap ari, jono tidak langsung menjawab dia berpikir sejenak pertanyaan ari membuat jono sedikit bingung untuk menjawabnya, jonopun menjawab dengan nada datar, kalau aku belum tau mau lanjut dimana kamu kan tau sendiri keadaan keluargaku seperti apa! Belum lagi biaya masuk perguruan tinggikan sangat mahal jadi kemungkinan besar aku tidak lanjut Ri, kalau kamu sendiri mau lanjut kemana jono balik bertanya, aripun menjawab kalau lulus sih rencananya ku mau kuliah di mataram, hebat dong imbuh jono mau ambil jurusan apa? jono kembali bertanya ku masih bingung ne, imbuh ari!  Ya udah di pikir baik-baik ya agar tidak salah ambil jurusan jono mencoba memberi penjesalan, oke ungkap ari dan langsung pamit untuk pulang tidak jarum jam sudah pkl 10:00 wita. ya udah sampai jumpa besok di sekolah ya ungkap jono, oke sahut Ari dan meninggalkan rumah jono, malam semakin larut penduduk desapun istirahat dengan tenang sampai mentari memberikan senyumannya kembali.
Seperti biasanya, pagi-pagi jono sudah mempersiapkan dirinya untuk pergi kesekolah sambil merapikan tempat tidur, iapun memasukan buku dan polpennya kedalam tas tiba-tiba aja jonopun di panggil sang ibu, jono...jono ya bu sahut jono di dalam kamarnya ayo sarapan dulu baru berangkat ke sekolah imbuh sang ibu, jonopun langsung menuju dapur untuk sarapan bersama kedua orang tua yang sangat di sayanginya.
Selesai sarapan berangkatlah jono kesekolah dan iapun tidak lupa untuk berpamitan pada sang bunda dan ayahnya,  jono adalah anak yang sangat taat terhadap kedua orang  tuanya, seperti biasanya sesampainya di sekolah jono langsung menuju ruangan kls 3 ipa 1, itulah ruangan dan tempat menimba ilmunya, senyuman terpancar di wajah jono ketika menyapa tema-temannya di kelas, hey Jon kayanya bahagia banget hari ini ungkap ira ngga ko ra biasa aja, sahut jono sambil tersenyum.
Beberapa lama kemudian tiba-tiba ari muncul dan berteriak jono.....jono....jono ira dan jonopun langsung tersentak kaget, jonopun langsung mengiyakan panggilan ari, ada apa ri, ko teriak-teriak kaya di pasar ada apa tanya jono dengan sedikit penasaran, karna ari tadi teriak sambil berlari nafasnyapun terengah-engah ahirnya dia belum bisa menjawabnya, aripun menenangkan diri sejenak untuk mengatur nafasnya.
Setelah lima menit berlalu kini Aripun bisa menjelaskan kenapa ia berteriak memanggil nama jono, gini lho tadi ku ngga sengaja berjalan di depan ruangan TU (tata usaha) terus di sana aku melihat ada beberapa anak kelas tiga yang sedang membaca sesuatu gitu, terus aku melihatnya dan ternyata ada infomasi yang bagus banget untuk kita, emang infomasi apa tanya jono dengan rasa penasaran. infomasinya tentang penerimaan maha siswa jalur khusus (PMJK) di situ kita masuk universitas negeri tanpa testing atau seleksi dan ada satu lagi informasi yang menarik yaitu: bagi mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu akan di prioritaskan mendapat beasiswa dan keringanan biaya kuliah lho beber ari kepada jono dan ira.
Setelah mendengar informasi tersebut, jono belum lantas percaya iapun langsung menuju ruangan TU(tata usaha) untuk lebih meyakinkan dirinya, apa yang di sampaikan ari ternyata benar, jonopun langsung tersenyum mudahan ini adalah jawaban atas doaku selama ini, katanya dalam hati. ia pun langsung mencatat berbagai persaratan agar bisa mengikuti program penerimaan maha siswa jalur khusus(PMJK).
Sepulang dari sekolah jonopun langsung menyampaikan informasi tersebut kepada kedua orang tuanya,ibu dan ayah jonopun mengerti bahwa apa yang di sampaikan anaknya adalah benar adanya,ayah jonopun langsung bertanya jono universitas negeri di daerah mana yang memberikan program ini? Jonopun langsung menjawab universitas Negeri di mataram pak jawabnya dengan jelas. jonopun balik bertanya, apakah ayah dan setuju jika jono mengikuti program ini? urai jono penuh harap, begini jon. Ayah dan ibu sangat setuju apalagi mendengar biaya kuliah yang relatif murah dan mendapatkan beasiswa pula, tetapi ayah  dan ibu takut pada akhirnya kamu akan kecewa nak,jika kamu tidak lulus mengikuti program ini urai ayah jono dengan nada merendah.
Tapi ayah ibu, tidak ada salahnya kan kalau jono mencoba, jono juga tau kalau jono tidak lulus juga tidak apa-apa ko, karna Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat jono. mendengar hal itu ayah dan ibu serta jonopun berpelukan keharuanpun terjadi di rumah itu, maafkan bapak ya jon karna tidak bisa memberikan apa yang jono mau urai ayahnya sambil menitikkan air mata, jangan bilang gitu yah, ayah dan ibu tidak mempunyai salah apa ko, seharusnya jono yang minta maaf karna selalu merepotkan ayah dan ibu.ngga jon,jono tidak merepotkan ayah ataupun ibu, jono adalah anugrah urai ibunya sambil menangis.
Hari itu adalah hari yang bersejarah bagi jono dan keluarganya, sebuah kebersamaan dan kekompakkan yang patut ditiru oleh keluarga lainnya, mereka tidak pernah menyerah akan keadaan yang menimpa keluarganya, setelah mendengar nasihat dari orang tuanya jonopun langsung bangkit dari tempat duduknya dan meminta ijin kepada ayah dan ibunya untuk belajar.
Keesokan harinya jonopun langsung keruangan wali kelas, untuk mendaftarkan diri agar bisa mengikuti PMJK, iapun tidak lupa membawa persaratannya sesampainya diruangan pak firdauspun meminta foto kopi rapor yang telah di sahkan oleh kepala sekolah dan menanyakan jon, kamu mau ngambil jurusan apa, bapa melihat kamu sangat jago mate-matika apa kamu mau ambil mate-matika tanya pak firdaus? jonopun tidak langsung menjawab, ia berpikir sejenak dan menjawab saya tidak mengambil jurusan yang bapak bilang ungkap jono.
Pak firdaus tertegun mendengar jawaban jono,dan balik bertanya terus kamu mau ambil jurusan apa jon? teknologi hasil pertanian pak, urai jono mendengar hal itu pak firdaus langsung terdiam dan berpikir kenapa jono mau mengambil jurusan itu, maklumlah pak firdaus sangat bangga pada jono, sering mengikuti olimpiade mate-matika, selalu juara kelas dan sangat disiplin itulah yang sangat di sukai oleh pak firdaus terhadap diri jono.
Pak.....pak....pak..... setelah mendengar panggilan jono pak firdauspun tersentak kaget, langsung berkata ya..ya... terus bapa mau tau alasan kamu mengambil jurusan ini apa? jangan sampai kamu kecewa jon, banyak sekali sarjana-sarjana yang menjadi pengangguran jondan bapak tidak mau itu terjadi sama kamu jon, jelas pak firdaus jonopun terdiam mendengar penjelasan dari guru faforitnya, iapun sedikit mengangkat kepalanya yg dari tadi menunduk dan menatap wajah pak wali kelasnya, dan jonopun mencoba memberi penjelasan gini pak saya mengambil jururusan teknologi hasil pertanian karna saya ingin para petani di desa lebih maju dan bisa mengolah hasil pertaniannya dan tidak mudah ditipu oleh orang luar yang selalu mempermainkan harga hasil pertanian didesa, dan tentang pengguran yang bapak bilang menurut jono itu semua kembali kepada diri kita masing-masing.
Saya berpegang teguh dengan hadist nabi yang mengatakan ”barang siapa yang bersungguh-sungguh suatu saat pasti menuai hasilnya” mendengar hal itu pak firdaus langsung tersenyum simpul sambil berkata itu yang bapak suka dari kamu jon, kamu selalu bisa menjelaskan duduk permasalahannya. Mendengar pujian itu jon pun berkata biasa aja ko pak apa yang jono sampaikan belum bisa memecahkan semua permasalahan yang ada, itu yang bapak suka dari kamu, kamu tidak pernah menyombongkan diri. tambah pak firdaus ya udah kamu balik ke kelas dulu. munkin satu atau dua minggu lagi baru keluar pengumuman siapa saja yang diterima oleh perguruan tinggi tersebut.
Jonopun langsung memohon diri untuk permisi, sesampainya di kelas iapun melanjutkan belajar dengan teman-temanya, sepulang sekolah seperti biasanya jono langsung membantu ayah dan ibunya di kebun jambu mente kesayangannya, dan memberitahu ibu dan ayahnya bahwa ia telah mendaftarkan dirinya ikut PMJK, jonopun merasa lega iapun tinggal menunggu hasil pengumumannya saja,           tapi perasaan gundah gulana tidak bisa di pungkiri tetap hadir di dalam pikiran jono.
Tinggal satu bulan lagi ujian nasional (UN) akan segera dimulai berbagai hal telah di persiapkan jono agar siap mingikuti ujian nasional mulai dari les sampai belajar kelompok telah dilakukannya tapi perasaan was-was tetap ada dalam hatinya. namun ia kembali menyerahkan semua persolannya kepada yang maha kuasa,karna setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya pikir jono dengan tenang.
Satu minggu sudah berlalu, hari yang di tunggu-tunggu oleh jonopun suda tiba, pagi-pagi sekali jono sudah berangkat kesekolahnya untuk mengetahui apakah dia diterima atau tidak, disepanjang perjalanan ia tidak berhenti berdoa agar dia bisa diterima, sesampainya di sekolah jonopun bertemu dengan ira, hey jon! Hey juga jangan pasang wajah yang tegang gitu donk biasa aja kali, ira mencoba menenangkan jono, kalaupun kita ngga lulus berarti kita akan mendapatkan yang lebih baik dari pada ini ungkap ira, ya ra aku juga mengerti tetapi sebagai manusia semua orang pasti ada rasa was-wasnya donk ra, ia juga sih tapi kamu tetap yakin ya pasti kamu kan mendapatkan yang terbaik oke, oke balas jono.
Tak beberapa lama kemudian seluruh kelas tiga dikumpulkan di lapangan untuk mendengarkan informasi siapa saja yang diterima di universitas negeri, kepala sekolahpun memberikan sambutan serta motifasi kepada seluruh kelas tiga agar teruslah menggali potensi dan ketrampilan dan kalian akan mendapatkan yang terbaik ungkapnya. baiklah saya akan menyampaikan siapa saja  yang diterima di universitas negeri, hati jonopun deg-degkan tapi ia berusaha untuk tetap tenang.
Dari 20 orang siswa yang mengikuti penerimaan mahasiswa jalur khusus hanya 3 orang saja yang diterima, yang pertama ahmad dengan jurusan bahasa indonesia, siswa dan siswipun memberikan selamat kepada ahmad, kemudian kepala sekolah melanjukan yang kedua adalah rani dengan jurusan ekonomi perkantoran dan yang, sebelum kepala sekolah menyebut nama siswa yang  terahir jono menutup kupingnya dengan erat, yang terahir adalah jono siswa teladan di sekolah kita dengan jurusan teknologi pertanian ungkap kepala sekolah dengan bangga, dan mengahiri informasinya.     
Jonopun seakan tidak percaya bahwa ternyata dia bisa diterima, ira dan teman-temanya yang lain pun memberikan selamat kepadanya, selamat ya jon,apa ku bilang pasti kamu mendapatkan yang terbaik ungkap ira sambil tersenyum, amin sahut jono tapi masih masalah yang lebih besar dari ini lho,apa? ujian nasional tambah jono, tapi yakinlah dengan belajar sungguh-sungguh pasti kita lulus amiinnnn!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sepulang dari sekolahnya jonopun langsung berlari menuju kebunnya sambil berteriak ayaaaaah, ibuuuu jono di terima di universitas negeri, ayah dan ibu jono kaget ketika mendengar teriakan jono yang begitu keras ayah dan ibunya langsung menuju pondok tempat istrahat mereka, ibunya langsung bertanya, ada apa si jon? Ko teriak-teriak kaya di pasar aja, iya jon memangnya kenapa? Jonopun tidak langsung menjawab karna kelelehannya.
            Setelah beberapa lama kemudian barulah jono menginformasikan kepada kedua orang tuanya bahwa ia diterima di universitas negeri, ayah dan ibunya sangat senang mendengar hal itu mereka bertigapun langsung berpelukan, kedamaian dan ketentraman terasa ada dalam jiwa mereka terima kasih ya Allah engkau telah memberikan mu, zizat kepada keluarga hamba urai ayah jono sambil meneteskan air mata.
Satu bulan telah berlalu, kini saatnya jono harus bertempur, yaitu menghadapi ujian nasional(UN) pagi-pagi sekali jono sudah berangkat kesekolah dan langsung memasuki ruangan ujian pengawas ujianpun memasuki ruangan dan menyuruh kepada seluruh siswa agar berdoa sesuai dengan keyakinannya masing-masing, begitupun dengan jono sebagai umat muslim diapun melafaskan surat al-fatiha berdoa selesai ucap pengawas ruangan, soal ujianpun langsung di bagikan,sebelum membuka soal jono menutup mata, dan melafaskan bismillah hirrahmanirrahim, dan mulai mengerjakan soal.
Detik demi detik berlalu begitupun dengan soal ujian yang dikerjakan jono,jono harus berpikir keras untuk menyelesaikannya, pengawapun menginformasikan bahwa waktu ujian tinggal lima belas menit lagi akan berahir  jawaban serta soal harus di serahkan kepada pengawas ujian jonopun mempercepat pekerjaannya dan berusaha agar tetap tenang.
Waktu mengerjakan soal telah usai di harapkan seluruh siswa agar meninggalkan ruanga dengan tertib urai pengawas, alhandulilah soal dan jawabanku selesai tepat pada waktunya urai jono, sambil meninggalkan ruangan ujian, sepulang dari ujian nasional(UN), jono tidak lagi prgi kekebun jambu, tetapi di jadwalkan oleh ibunya mempelajari mata ujiannya untuk besok.
Waktupun berlalu ujian nasionalpun telah usai, pak kepala sekolahpun menginformasikan pengumuman lulus akan di ketahui dua minggu yang akan datang, satu langkah lagi pikir jono dalam hati, dan tetap berdoa agar yang maha kuasa memberikan yang terbaik untuknya, minggu ini adalah minggu tenang untuk seluruh kelas tiga dan jonopun memamfaatkan waktunya untuk membersihkan jambu mete sembari menunggu nasibnya, ayah dan ibunya hanya bisa berdoa untuk sang anak agar bisa meraih cita-citanya.
Hari-hari berlalu dengan perasaan gelisah dan sedikit ketakutan dalam hati dan pikirannya tetapi dia tetap tenang, tibalah saatnya pengumuman kelulusan jonopun memberikan undangan dari kepala sekolah untuk ayahnya apa isinya yah? ayah disuruh hadir diacara kelulusan kalian oh begitu ya  yah, terus kapan thu yah besok pagi. jawab ayahnya.
Malamnya  jono tidak bisa tidur memikirkan nasibnya, besok adalah penentu segalanya, pikirannya melayang kemana-mana menembus cakrawala, setelah lelah berpikir barulah jono tertidur dengan sendirinya tengah malam ia kembali bangun dan melaksanakan solat tahajud agar ia diberikan ketenangan oleh yang maha kuasa.
Pagi-pagi jono dan ayahnya sudah bersiap-siap untuk berangkat kesekolah mendengarkan informasi dari kepala sekolah, sesampainya di sekolah para wali murid berkumpul dalam satu ruangan untuk mendengar sambutan dari kepala sekolah sekaligus pemberian amplop kelulusan sedangkan para siswa diminta agar tetap tenang dan sabar jika ada hal-hal yang tidak di inginkan ucap para wali kelas masing-masing.
Setelah mengetahui hanya 80% siswa dan siswi yang lulus hati jonopun semakin berdebar-debar dan tetap berdoa agar ia lulus dalam ujian nasional(UN) dan segera menemui ayahnya yang sudah menuggu di depan pintu gerbang sekolah, gimana pak jono lulus ngga tanya jono dengan rasa penasaran,ayah belum buka amplopnya ne, kita buka di rumah aja ya jelas ayahnya, jonopun mengiyakan perkataan ayahnya, mereka berduapun jalan pulang menuju rumah, sesampainya di rumah jono dan ayahnya langsung memanggil sang ibu yang ada didapur agar bisa membuka amplop bersama-sama sebelum membuka amplop mereka membaca bissmillahirrahmanirrahim ibunyapun membuka dengan pelan-pelan, gimana bu lulus ngga? tanya jono allhamdulilah kamu lulus nak, jawab ibunya penuh keharuan, mereka bertigapun langsung berpelukan dan tidak lupa bersukur kepada yang maha kuasa.
Setelah melanjutkan kuliah di universitas negri dengan prestasi yang membanggakan yaitu dengan mendapatkan gelar “cumlaude” jonopun langsung di rekrut kerja di kantor pertanian daerah, iapun melakukan berbagai hal agar pertanian di desanya lebih maju yaitu dengan melakukan pengajaran serta seminar yang berkaitan dengan pertanian agar hasil pertanian di desanya lebih maju, jono mempunyai keyakinan yang patut kita teladani yaitu ”Dimana ada Kemauan pasti ada Jalan”



                                                            SEKIAN                           




Karya              : M. Awaluddin
Fakultas    : FISIPOL
Jurusan     : Administrasi Negara